Jumat, 06 Maret 2009

Allah Allah

Allah Allah Aziz Allah

Ya Allah, saya ini hina, tidak mempunyai apa-apa. Aku adalah kesempurnaan dari ketidak berdayaan diri. Engkaulah yang maha Perkasa. Engkaulah yang Maha Suci. Mari kita hidupkan pertalian antara dua titik hamba dan Allah yang kita hidupkan dengan tulus. Itulah Islam, itulah penghambaan diri kita kepada Allah. Itu awal dari  langkah kita untuk menjemput rahmat Allah. Rahmat memang diturunkan kepada kita, seperti partikel di udara, tak terbilang, tak pernah terhenti. Begitu ada ruang kosong, masuk dia. Itulah rahmat Allah. Rahmat yang mengimplikasikan barakah ridho dan keabadian karunia di alam baqa, yang bermula dari karsa.  Karena itu kita sudah dimerdekakan oleh Allah untuk membangun sendiri karsa didalam kehidupan. Kita berada dalam jalur kehidupan yang seperti itu.

 
Allah Allah

Allah Allah Karim Allah

Oh… Allah…kehidupanku, kehidupan kami adalah suatu sense, suatu kesadaran mengenai mengenai kefakiran dan kebutuhan yang tiada pernah henti. Suatu kebutuhan belum tunai, datang kebutuhan lain. Aku dan kami tak berdaya Ya Allah. Engkau beri suatu gita dalam kehidupan kami untuk selalu butuh, padahal kami lumpuh, buntung, tidak apapun, tapi untung Engkau maha kaya dan pemurah. Engkau suruh kami untuk hidup secara baik dan benar begitu diberitahukan oleh kekasihmu Muhammad, yang selalu kami lupa. Kau suruh kami untuk menjadi baik dan benar., Kami sedang membangun keyakinan. Mana mungkin kami berjalan dengan baik dan benar bila Engkau tidak akan mencukupi kami. Yang tidak kami mintapun Engkau memberi.

 
Allah Allah Subhan Allah

Ya Allah, kami ini banyak salahnya, terus menerus berbuat salah. Maju sedikit, mandur banyak, maju sedikit, mundur lebih banyak lagi, maju sedikit  mundur lebih banyak lagi. Akhirnya kemunduran yang aku jalani.  Hakekat kehidupan kita ini adalah  suatu kemunduran yang tidak bisa dibendung. Untung Engkau Maha Suci, memberi aku, memberi kami semua suatu jalur kehidupan yang positif " Innaa sholata kaanat `alal mu'miniinaa kitaaban mauquta." Engkau jaga kami dengan periode yang begitu close circuit, keliru Engkau hadang dengan tasbih, Engkau beri, Engkau luberkan kecucianMu, Engkau ajari kami bahwa ketika Nabi Muhammad dulu lahir, terlahir didunia ini dengan karsa serta manifestasi dari rahmatMu, seluruh isi cakrawala bertasbih. Subhanallah Walhamdulillah Walaa illaahaillallah Allahu Akbar. Engkau suruh kami untuk berada dalam close circuit dikehidupan ini bernyanyi bersama malaikat untuk  meraih dan menggapai Nabi Muhammad. Maha Suci Engkau Ya Allah.


Allah Allah

Allah Allah Sulthon Allah

Engkau adalah puncak kesadaranku Ya Allah. Engkau adalah sulthan, sulthan diantara sulthan-sulthan yang ada. Abadilah Engkau di pusat kesadaranku Ya Allah, bahkan di akar kesadaranku.

Cuplikan suara Qolbu Syaikh Mustafa Mas’ud yang mengetarkan qolbuku